Tragedi Rempang Galang di Kepri

Iyeth Bustami Terpanggil Turut Bersuara Merasa Anak Jati Melayu

Iyeth Bustami Terpanggil Turut Bersuara Merasa Anak Jati Melayu

Foto : Iyeth Bustami Putri Melayu Asli Pulau Bengkalis, Provinsi Riau

BENGKALIS, RANAHRIAU.COM - Iyeth Bustami, artis hiburan tanah air dari dunia tarik suara. Ia di kenal sebagai publik figur dalam kancah seni yang merupakan putri asli Melayu Riau tepatnya di pulau Bengkalis. Berkat kesungguhan yang akhirnya mengantarkan namanya pada jajaran keartisan nasional. 

Namun, kepeduliannya akan kampung halaman tak pernah surut, terutama naluri kesukuan sebagai orang melayu yang tetap erat melekat, sekaligus kebanggaan tersendiri baginya.

Salah satu kepedulian itu, ia tunjukkan dengan rasa empatinya pada peristiwa masyarakat melayu Rempang Galang di Batam Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Tragedi konflik perlawanan dalam mempertahankan hak masyarakat adat di sana, yang ia akui sebagai saudara sesuku cukup mengetuk hatinya untuk turut serta angkat suara.

Rasa haru, iba dan juga bangga atas kondisi yang beberapa waku belakangan ini mencuri perhatian secara nasional, yang mungkin juga pemberitaannya hingga sampai keluar dari tanah air. 

"Iyeth terharu dan iba dikarenakan dapat merasakan apa yang saat ini sedang dirasakan oleh saudara-saudara di sana begitu krisisnya, namun rasa bangga tumbuh karena dapat melihat begitu alotnya semangat mereka berjuang dalam mempertahankan hak mereka. Hal itu terlihat dari berbondong-bondongnya semangat insan melayu yang bersatu, di situlah letak bangganya," kata iyeth Bustami dengan nada terharu dan iba saat di hubungi media ini, Rabu (13/9/2023). 

Namun, tutur Iyeth, untuk saat ini secara pribadi ia hanya dapat berharap agar permasalahan yang sedang dialami saudara-saudaranya di Rempang Galang di Batam segera terselesaikan secara baik, dengan berbagai solusi yang tetap berkeadilan serta bermarwah, baik dari Pemerintah maupun masyarakat di sana yang sama-sama dapat menemukan cara-cara yang mencair dalam musyawarah mufakat.

Lebih lanjut, diakuinya, awal ia tidak begitu terlalu memahami permasalahan yang tumbuh, akan tetapi ia sadar ketika pecah konflik terjadi yang muncul dari berbagai pemberitaan, spontan mendorong rasa kebersamaan kedaerahannya, ia juga sangat tidak setuju adanya tindakan kekerasan, apalagi yang terintimidasi itu rakyat sendiri, jelas tidak setuju," ungkap Iyeth. 

Sebagai anak asli suku melayu, ia sadar betul, bahwa saudara sesukunya bukan pemberontak dan mereka juga bukan pengkhianat bangsa, mereka hanya masyarakat kecil yang memperjuangkan hak.

Secara history, kata iyeth tak dapat di pungkiri bahwa tanah mereka sudah melalui sejarah panjang yang mereka hormati sebagai terusan dari peninggalan tetua-tetua, yang terus bertalian dalam ikatan adat dan kebudayaan yang terbentuk.

Maka, dengan kelembutan serta dengan hati yang lapang, Iyeth Bustami meminta terutama kepada pihak Pemerintah di semua tingkatan, tolong jangan lukai saudara-saudara saya di Rempang Galang Batam. 

"Tolong manusiakan mereka sebagai penerus dari tanah leluhur. Ia pun bukan pula tidak mengindahkan program pemerintah. Akan tetapi, tentunya program yang memang mendatangkan manfaat nyata bagi masyarakat banyak disana, yang rasionalnya begitu," imbuhnya.

"Di akhir pandangan iyeth menyapa saudara melayu di Rempang Galang sembari juga berpesan pada Pemerintah, dengan logat khas melayu, untuk saudare ku orang-orang melayu disane, tetap hati-hati dan tetap jage kekompakan pada tujuan yang mulie.

"Mempertahankan tanah yang di pijak tentunye tidak untuk dikotori, yang ade pade kite orang-orang melayu merujuk pade nilai-nilai yang baik dan benar, itulah semangat kite, dan kepada Pemerintah secara singkat, mereka itu rakyat mu dan mereka itu bukan pula musuh mu," akhiri Iyeth dengan bahasa logat melayu. 

Editor : Eriz
Komentar Via Facebook :