Satu Rasa Semangat Budak Melayu Bangkit, Negara Harus Hentikan Intimidasi di Rempang Batam

Satu Rasa Semangat Budak Melayu Bangkit, Negara Harus Hentikan Intimidasi di Rempang Batam

M.Fachrorozi, Salah Seorang Masyarakat Melayu Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau

BENGKALIS, RANAHRIAU.COM - Semangat puak melayu untuk perjuangan di tanah melayu yang berdaulat, peristiwa yang terus memanas hingga saat ini di pulau Rempang Galang Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), cukup menyita simpati dan perhatian banyak pihak. 

Terutama orang-orang melayu yang sangat terpanggil untuk rasa persaudaraan sesuku dan juga atas nama kemanusiaan. Mereka tidak bersepakat serta mengutuk keras atas tindakan-tindakan pihak kekuasaan negara yang dipandang represif, dan tidak manusiawi terhadap suku melayu di tanah mereka sendiri.

Kali ini, tanggapan tajam datang dari salah seorang masyarakat melayu Bengkalis Provinsi Riau M.Fachrorozi atau yang biasa disapa Agam, sebagai putera melayu, dan Ia merasa terpanggil dan solidaritas atas peristiwa panas di Rempang Galang Kepulauan Riau.

"Dikatakannya, kekuasaan Indonesia sudah lepas kendali atas rakyatnya sendiri. Hingga berujung bentrok antara pihak aparat negara dengan masyarakat sipil yang ada di Provinsi Kepri. Tentunya situasi itu tidak dapat di indahkan dan perlu menjadi perhatian serius," ungkap Agam, Selasa (12/9/2023). 

Apalagi, sebut Agam meneruskan, negara ini belum lama beberapa waktu kebelakang baru saja memeriahkan moment hari sakral kemerdekaan Republik Indinesia (RI). Yang artinya negara dan masyarakat sadar betul akan penghormatan pada hari yang bersejarah tersebut. 

Namun, dengan terjadinya peristiwa di Rempang Galang seakan membuyarkan pemahaman masyarakat lapis bawah terhadap makna kemerdekaan yang utuh. Lantas menjadi wajar bila komponen masyarakat yang selayaknya mendapatkan poin dan hak-hak kemerdekaan lalu ternodai.

Lanjutnya, menjadi pertanyaan, apakah negara yang telah besepakat dan bersemangat dalam menjaga kemerdekaan yang terus berlanjut dan lalu dengan kehendak tertentu seterusnya negara hadir dengan memberi kesan wujud intimidasi terhadap rakyatnya itu dapat di benarkan. 

"Menurutnya, tentu hal itu sumbang dan dapat dikatakan mencederai nilai semangat dari cita-cita para pejuang kemerdekaan terdahulu, yang seharusnya menjadi inti tujuan melepaskan kesengsaraan rakyat, bukan sebaliknya," tegas Agam.

Jadi kembali, sangat di sayangkan dan bahkan sangat tidak masuk akal bila negara tidak mampu memberikan jaminan hak atas rakyatnya sendiri.

Dalam satu sikap, Agam katakan, segala bentuk tekanan yang menimpa saudara-saudara kita melayu di Rempang harus segera di hentikan.

"Tolong dengan segala kerendahan hati negara yang di kepalai Presiden, yakni yang terhormat Bapak Joko Widodo hak prerogatif anda sangat di butuhkan pak, dengan pertimbangan matang dan manusiawi keberpihakan yang berkeadilan terhadap rakyat," pinta Agam dengan kerendahan hati. 

Demi kemaslahatan, kami tidak mau lagi ada kesan penindasan hanya karena dalil sebuah program investasi, mereka itu masyarakat suku melayu yang beradat dan beradap, rempang merah putih, mereka rakyat indonesia yang hanya mempertahankan hak atas tanah bersejarah mereka.

"Tanah yang mana secara generasi sudah berdaulat sejak dari zaman leluhur dan moyang-moyang mereka, tidak semudah itu bila pemahaman nilai sejarah kultural yang sudah mengakar dan terjaga lantas harus di hilangkan begitu saja dari mereka," imbuhnya. 

"Di kesempatan ini, Agam juga menghimbau kepada seluruh puak dan simpul melayu atau yang berbau melayu di Riau untuk turut serta prihatin dan memberikan kepedulian moral, sekaligus menjadikan pengalaman penting terhadap tragedi atas dasar kemanusiaan dan solidaritas terhadap saudara-saudara kita yang di Rempang Galang Kepri. 

"Ia juga menegaskan bersama sahabat-sahabat yang sepemikiran dan satu rasa yang ada di Riau, siap bila mana belum juga kondusif akan bersama turut serta hadir berjuang dilapangan bersama-sama," tutupnya.

Editor : Eriz
Komentar Via Facebook :