Benarkah Alun Tulis Nama Penikmat Hasil Kebun Sawit Pemda Kuansing

Benarkah Alun Tulis Nama Penikmat Hasil Kebun Sawit Pemda Kuansing

Ilustrasi kebun sawit, foto : Net

Kuansing, Ranahriau.com - Ratusan hektar kebun sawit milik Pemda. Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau bermasalah. Sebab, lahan kebun tersebut berada di kawasan hutan lindung bukit betabuh, tepatnya di Desa Perhentian Sungkai, Kecamatan Pucuk Rantau.

Dalam catatan ranahriau.com kebun sawit Pemda tersebut sudah dua tahun dikelola oleh Jalunis yang akrab disapa Alun, yang juga sebagai Direktur BUMDes Karya Muda Bersama Desa Perhentian Sungkai, kecamatan Pucuk Rantau.

Namun, sangat disayangkan ratusan hektar kebun sawit Pemda Kuansing itu tidak termasuk sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), sebab status nya belum terdaftar di Asset daerah, karena berada di kawasan hutan lindung.

" Lahannya tidak terdaftar di Asset, karena dalam kawasan hutan lindung. Tapi, batang sawit nya terdaftar di Asset," kata Kabid Asset Virte, beberapa waktu lalu kepada ranahriau.com di kantornya.

Direktur BUMDes Kelola Ratusan Hektar Kebun Sawit di Kawasan Hutan Lindung

Untuk diketahui, puluhan ton perminggu buah sawit kebun Pemda itu ditampung oleh BUMDes 'Karya Muda Bersama' selama kurang lebih 5 bulan, yang mana Alun sendiri sebagai direkturnya.

Hal tersebut juga diakui oleh Kasir timbangan veron BUMDes Karya Muda Bersama, Leni. Sabtu (8/10) sore. kepada ranahriau.com Leni mengaku bahwa buah sawit kebun Pemda dijual ke BUMDes 'Karya Muda Bersama'.

" Iya, buah sawit Pemda juga dijual kesini. Ada sekitar 20 ton dalam seminggu. Kalau untuk harga saat ini adalah 1.900 rupiah. Ya, tergantung buahnya sih," terang Leni.

Sementara itu, Direktur BUMDes 'Karya Muda Bersama', Jalunis ketika dikonfirmasi ranahriau.com via telepon, Sabtu (26/11/2022) mengaku kebun Pemda tersebut mulai dipermasalahkan saat dia yang mengelola.

"Selama ini kebun tersebut tidak ada dipermasalahkan. Padahal tidak dikelola dengan baik. Tapi setelah dikelola hanya dengan nawaitu (niat) ingin bermanfaat, kenapa sudah banyak yang blunder, yang hebat, banyak yang seperti malaikat," ujar mantan ketua pemuda Desa Perhentian Sungkai itu.

Alun sendiri masih enggan menyampaikan apa manfaat maupun kontribusi dari hasil ratusan hektar kebun Pemda Kuansing itu ke daerah, selama ia kelola.

" Selama ini dipemberitaan banyak yang simpang siur bagaimana getar getirnya untuk memperjuangkan dan menyingkirkan dari hak-hak orang luar terhadap kebun Pemda ini.

Sampai detik ini saya juga tidak pernah mengklaim kebun Pemda tersebut milik saya pribadi. Cuma, bagaimana solusinya yang terbaik ," kata Alun.

Alun Tantang Siapa yang Berani Mempermasalahkan Pengelolaan Kebun Pemda

Alun menegaskan, dia akan menantang siapapun yang menyalahkan kapasitas itu, kemudian ia juga siap dihukum jika apa yang ia lakukan itu salah.

" Jika ingin memproses persoalan kebun Pemda tersebut, mulailah dari tahun sekian sampai ke tahun sekian. Seujung kuku pun Saya tidak pernah takut menghadapi persoalan ini. Kalau salah biarlah salah," tegas Jalunis.

Konfirmasi Wartawan Berujung Pemblokiran WhatsApp

Banyaknya cecaran pertanyaan konfirmasi awak media ternyata membuat Jalunis alias Alun merasa gerah, sehingga diduga ia telah memblokir WhatsApp Wartawan yang tengah menjalankan tugas jurnalistik.

Pemblokiran nomor WhatsApp tersebut bermula ketika ranahriau.com mencoba untuk mengkonfirmasi terkait pengelola ratusan hektar Kebun Sawit milik Pemda yang ia kelola.

Konon kabarnya, Alun telah menulis nama-nama yang kecipratan uang dari hasil ratusan hektar kebun sawit Pemda Kuansing itu. Bahkan, disebut-sebut juga ada pihak dinas di sekretariat daerah Kuansing yang ikut menikmati.

" Alun punya list nama-nama yang menerima uang dari hasil ratusan hektar kebun sawit Pemda Kuansing di Pucuk Rantau. Dia bikin seperti SPJ. Semuanya dituliskan. untuk siapa, pada tanggal berapa, untuk keperluan apa, berikut nominal nya. Semuanya sudah Alun print out," ujar narasumber ranahriau.com yang sengaja tidak dituliskan namanya.

Untuk mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut, alun ketika dihubungi ranahriau.com masih bungkam, dan berujung pemblokiran nomor WhatsApp Wartawan.

Editor : Eki Maidedi
Komentar Via Facebook :