Sempat dirawat Di RSCM Bayi Penderita Atresia Bilier Asal Selatpanjang Meninggal Dunia

Sempat dirawat Di RSCM Bayi Penderita Atresia Bilier Asal Selatpanjang Meninggal Dunia

Masha bersama kedua orangtuanya sesaat sebelum bertolak ke Jakarta

PEKANBARU, RanahRiau.com - Suknia Clarisa atau akrab dipanggil Masha, bayi mungil berusia 6 bulan yang didiagnosis Atresia Bilier Jumat (17/4) malam menghembuskan nafas terakhir di Jakarta. Masha yang menjadi perhatian publik belakangan ini  sempat mendapat perawatan di RSUPN DR. Cipto Mangunkusumo.  Dia meninggal dalam perjalanan pulang menuju ke Pekanbaru.

Gadis mungil putri dari pasangan Sukriyan dan Alaina Yusnita ini sempat menyedot perhatian publik karena penyakit yang dia diderita dan kondisi kedua orangtuanya yang kesulitan membiayai pengobatan anaknya ini. . "Jenazah Masha dimakamkan pagi ini dipemakaman umum Rintis, dekat rumah kami. Masha dimakamkan disebelah kakeknya," ujar Sukriyan.   

Beberapa bulan lalu oleh Tim Dokter di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru, Masha divonis menderita Atresia Bilier atau  rusaknya saluran empedu di luar hati sehingga tidak ada aliran empedu dari hati ke usus 12 jari. Keadaan ini menyebabkan perut Masha terus membesar dan kulitnya menguning. Kerusakan hati yang terjadi pada kasus ini terus merusak saluran empedu termasuk yang di dalam hati, yang pada akhirnya menyebabkan gagal hati dan harus diatasi dengan transplantasi atau pencangkokan hati 

Masha yang  asal Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti sontak menjadi perhatian publik Riau karena keadaannya tersebut. Beberapa nama seperti Bupati Kepulauan Meranti Irwan Nasir dan Senator RI Perwakilan Riau Intsiawati Ayus turut mengulurkan bantuan dan dukungan. Kondisi Masha pun terus menjadi berita di media cetak dan online. Beberapa simpatisan bahkan sempat akan menggalang dana untuk operasi Masha. Sebab jika jadi dioperasi Masha membutuhkan sedikitnya dua miliar rupiah, sementara biaya yang ditanggung oleh BPJS Kesehatan kurang dari seperdelapan angka tersebut.

Selasa (14/4) lalu Masha terbang ke Jakarta didampingi kedua orang tuanya. Namun sesampai di jakarta, Masha tidak dapat dirawat di RSUPN DR Cipto Mangunkusumo karena tidak tersedianya ruangan perawatan. Dan menurut dokter di RSCM, pengobatan yang dapat dilakukan hanya dengan melakukan operasi, sementara untuk melakukan operasi tersebut harus menunggu hingga Masha berusia sembilan bulan. 

Mendengar keputusan dokter tersebut, kedua orang tua Masha memutuskan kembali ke Selatpanjang untuk menunggu kesiapan Masha. Namun sayangnya dalam perjalanan pulang, saat berada di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Masha menghembuskan nafas terakhirnya. Setiba di Pekanbaru Jenazah dibawa melalui jalan darat dengan ambulance sampai Tanjung Buton dan dilanjutkan dengan menggunakan transportasi laut menuju Selatpanjang. Sukriyan yang dihubungi RanahRiau.com Sabtu (18/4) juga tak lupa mengucapkan salam dan terimakasih pada pihak-pihak yang telah membantunya selama ini. (IRV)


Editor : RRMedia
Komentar Via Facebook :