Atraksi Mematikan: Saat Kebanggaan Militer Berujung Duka

Atraksi Mematikan: Saat Kebanggaan Militer Berujung Duka

Foto: Ist

RANAHRIAU.COM- Gugurnya prajurit TNI dalam atraksi militer kembali menorehkan luka di dada bangsa.

Apa yang seharusnya menjadi ajang kebanggaan dan unjuk kemampuan pertahanan, justru berubah menjadi tragedi yang menelan korban jiwa.

Atraksi militer memang selalu memukau publik — barisan pasukan yang tegap, deru kendaraan tempur, dan ketangkasan prajurit yang seolah tanpa cela.

Namun, di balik kekaguman itu, ada risiko besar yang kerap terlupakan: nyawa manusia.

Kita tidak bisa lagi menormalisasi jatuhnya korban sebagai “risiko tugas.” Atraksi bukan medan perang.

Tidak ada alasan bagi sebuah pertunjukan untuk merenggut nyawa seorang patriot.

Tragedi ini harus menjadi momentum refleksi dan koreksi serius.

TNI dan pemerintah wajib meninjau ulang setiap prosedur keselamatan dalam latihan dan atraksi.

Profesionalisme sejati tidak hanya diukur dari keberanian bertempur, tapi juga dari ketepatan dalam melindungi prajurit sendiri.

Bangsa ini berduka — namun duka tanpa evaluasi hanyalah sia-sia.

Kita hormati para prajurit yang gugur dengan memastikan bahwa tak ada lagi atraksi militer yang berakhir dengan kematian.

Kebanggaan militer tidak seharusnya dibayar dengan darah.

 

Penulis : Abdul Hafhiz AR, Pimred ranahriau.com, Humas PWI Riau. 

 

Editor : RRMedia
Komentar Via Facebook :