Interaksi Kapolsek Kemuning dan Pengunjung Pasar Tradisional
KEMUNING, Ranahriau.com- Ayunan tangan dan langkah kaki dari seorang Polisi dengan pangkat Perwira Menengah mulai terlihat didalam keramaian Pasar Tradisional di Keritang Hulu, Desa Keritang, Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Riak-riak suara manusia yang ada di Pasar tradisional itu terdengar cukup jelas dan kencang, seolah memiliki kekuatan tersendiri untuk memecahkan keheningan pagi yang belum ada cahaya matahari sama sekali.
Dengan sangat perlahan Perwira itu melangkahkan kaki untuk menyusuri pasar, berangkat dari satu lapak penjual ke lapak penjual yang lainnya. Sesaat kadang ia menolehkan pandangan ke kiri dan kanan sambil memperhatikan situasi dan kondisi di area Pasar Tradisional.
Hal itu dilakukan guna mengamati dan juga memastikan terkait ada atau tidak adanya ancaman berupa gangguan Kamtibmas selama pasar mingguan (setiap pekan, hari Kamis) itu berlangsung.
"Setiap pekan (hari kamis) ada pasar tradisional, Bapak Kapolsek itu selalu datang. Kalau ketemu sama dia kami memanggilnya Pak Komandan," ucap pria bernama Sukri (45 tahun), warga dan juga pedagang Pasar Tradisional asli Kecamatan Kemuning.
Panggilan (Pak Komandan) itu membuktikan bahwa kedekatan antara jajaran Polsek Kemuning dan Warga tidak bisa dipandang dengan sebelah mata. Sudah sejak lama hubungan baik antara anggota Polsek dan warga Kemuning tidak pernah bermasalah sedikitpun, selalu saja harmonis.
Kenalkan, Pak Komandan itu adalah KOMPOL Teguh Wiyono,.S.H,.MH., ia merupakan seorang Perwira kelahiran asal Kota Semarang. Saat ini dirinya diberi amanah memimpin dan menjaga wilayah hukum tapal batas bagian selatan negeri berjuluk hamparan kelapa dunia, atau lebih dikenal dengan Kecamatan Kemuning, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau.
Pukul 7.30 wib, pada saat menyusuri Pasar Tradisional Kemuning dirinya ditemani sejumlah anggota. Menurut Kompol Teguh, dirinya sengaja tidak mau pergi sendirian. Perwira itu ingin setiap anggota Polsek Kemuning bisa lebih dekat dengan masyarakat, apalagi di Pasar.
Perwira dengan dikaruniai 3 orang anak tersebut sesekali menyapa pedagang yang tengah asik sedang berjualan. "Apa kabar pak, sehat pak, aman pak?" tanya Kapolsek Kemuning, Kompol Teguh Wiyono kepada seorang pedagang bernama Husen (57 tahun), diketahui Husen adalah pedagang buah pisang di Pasar Tradisional Keritang Hulu. "Yaa syukur Alhamdulillah, sehat Pak Komandan dan aman ini pak Komandan," jawab Husen.
Kapolsek Kemuning mengatakan bahwa pendekatan secara langsung sangat efektif dalam upaya memberikan edukasi pemahaman menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, agar situasi dan kondisi menjelang pemilu 2024 tetap stabil.
"Hati masyarakat itu sangat lembut sekali, sebagai petugas penjaga keamanan mesti bisa mengayomi masyarakat lewat pola pendekatan yang nyaman sehingga Kamtibmas bisa terlaksana dengan lancar," papar Kapolsek Kemuning Kompol Teguh Wiyono.
Bincang santai bersama pedagang sudah jadi hobi tersendiri menurut Kompol Teguh Wiyono, pasalnya banyak hal baru yang bisa diketahui dari informasi yang diterima.
Momen epik itu tidak mau disia-siakan Kompol Teguh Wiyono, selain menerima info sesekali Kapolsek itu juga memberikan masukan kepada pedagang yang ditemui di Pasar Keritang Hulu.
“Bahwa Pemilu 2024 tidak lama lagi, tahapan terus berjalan sesuai jadwal yang sudah ditentukan oleh lembaga penyelenggara terkait,” tutur Kompol Teguh Wiyono, Kamis (11/01/2024) siang.
Kapolsek Kemuning, Kompol Teguh Wiyono disaat sedang bincang dirinya meminta agar para pedagang tidak mudah percaya begitu saja terhadap informasi liar yang mengarah pada hoax atau ujaran kebencian.
“Banyak berita hoax yang bisa saja disebarkan oleh orang tidak bertanggung jawab kepada masyarakat, itu yang bisa jadi pemicu timbulnya keresahan, apalagi jika menyangkut personal peserta pemilu. Kita harus waspada terhadap informasi yang sifatnya fitnah seperti demikian,” kata Kompol Teguh Wiyono memberikan arahan kepada pedagang yang dijumpai olehnya.
Aktivitas dalam Pasar Tradisional pukul 08.00 pagi tampak semakin ramai pengunjung, baik wanita atau pria paruh baya berdatangan silih berganti. Ada yang jalan kaki dan juga menggunakan kendaraan motor roda dua.
Saat perwira itu berpindah tempat, Kapolsek Kompol Teguh Wiyono bertemu 3 emak-emak yang sedang duduk santai sambil beristirahat usai jalan kaki keliling pasar mencari bahan kebutuhan yang dibutuhkan.
Kehadiran Kompol Teguh diantara 3 emak-emak itu seperti penyejuk pada saat gersangnya pengetahuan masyarakat tentang pemilu.
Tak butuh waktu lama, Perwira yang sempat menjadi kasat lantas ditempat tugas sebelumnya, mengatakan kalau bahwa Pemilu serentak 2024 nantinya tidak akan bisa berjalan dengan lancar, kalau ada gangguan yang sengaja dilakukan orang tidak bertanggung jawab.
“Gangguan itu tidak hanya dalam bentuk fisik, tapi lewat digitalisasi modern seperti hp, laptop dan lainnya. Sebab pengguna digital saat ini adalah mayoritas anak muda,” terang Kapolsek Kemuning.
Tidak hanya sebatas itu saja, lalu dengan begitu peran orang tua memantau anaknya saat menggunakan digital perlu dilakukan pengawasan.
“Saat ini informasi hoax bisa dengan mudah tersebar, dan kadang anak-anak kita sering kali termakan hoax dan bahkan ikut menyebarkan secara luas, apalagi soal isu pemilu. Sebagai orang tua, kita semua harus waspada terhadap hal itu. Jangan sampai anak kita ditangkap akibat menyebarkan berita bohong atau fitnah,” tambah Kompol Teguh Wiyono didepan 3 emak-emak yang sedang duduk istirahat.
Dengan raut wajah yang serius, ketiga emak-emak itu mengangguk sebagai isyarat memahami pemahaman yang diberikan Kompol Teguh Wiyono selaku Kapolsek Kemuning.
Salah satu dari 3 emak-emak itu bertanya kepada Kompol Teguh Wiyono terkait bila ada temuan di lapangan terkait ada peserta pemilu yang bagi-bagi uang dengan tujuan agar dirinya dipilih masyarakat.
“Nanti kalau ada peserta pemilu yang bagi-bagi uang dan minta kami masyarakat untuk pilih dia gimana pak? sedangkan kami juga kesusahan cari uang untuk saat ini,” kata Hasmiah, salah satu dari emak-emak yang ditemui.
Perwira kelahiran 1977 itu menjawab bahwa apabila ada temuan yang terindikasi melakukan politik uang maka hal pertama yang dilakukan adalah melaporkan.
“Bawaslu salah satu untuk tombak pengawasan, laporkan ke pengawas kecamatan dan bawaslu kabupaten. Kepolisian hanya meminta untuk masyarakat tertib pemilu 2024,” pinta Kompol Teguh Wiyono.
Pukul 09.00 wib pelaksanaan cooling system di pasar tradisional berakhir, Kompol Teguh Wiyono juga mengajak personilnya untuk kembali ke Markas Polsek Kemuning dengan aman dan lancar.
Komentar Via Facebook :