Webinar Literasi Digital Kabupaten Kepulauan Meranti Beri Pencerahan tentang

Cegah Dan Tangkal Bahaya Pornografi Dan Pelecehan Seksual Di Internet

Cegah Dan Tangkal Bahaya Pornografi Dan Pelecehan Seksual Di Internet

KEPULAUAN MERANTI, RANAHRIAU.COM - Rangkaian webinar literasi digital di Kabupaten Kepulauan Meranti mulai bergulir. Pada Rabu, 11-08-2021 pukul Sembilan pagi, telah dilangsungkan webinar bertajuk Cegah Dan Tangkal Bahaya Pornografi Dan Pelecehan Seksual Di Internet.

Kegiatan massif yang diinisiasi dan diselenggarakan oleh Direktorat Pemberdayaan Informatika Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Kominfo RI ini bertujuan mendorong masyarakat menggunakan internet secara cerdas, positif, kreatif, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kemampuan  kognitif-nya untuk  mengidentifikasi hoaks serta mencegah terpapar berbagai dampak negatif penggunaan internet. 

Pengguna internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 202,6 juta jiwa. Total jumlah penduduk Indonesia sendiri saat ini adalah 274,9 juta jiwa. Ini artinya, penetrasi internet di Indonesia pada awal 2021 mencapai 73,7 persen. 

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kominfo Samuel Abrijani Pangerapan mengatakan Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah terkait literasi digital. "Hasil survei literasi digital yang kita lakukan bersama siberkreasi dan katadata pada 2020 menunjukkan bahwa indeks literasi digital Indonesia masih pada angka 3,47 dari skala 1 hingga 4. Hal itu menunjukkan indeks literasi digital kita masih di bawah tingkatan baik," katanya lewat diskusi virtual. Dalam konteks inilah webinar literasi digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Kominfo RI ini menjadi agenda yang amat strategis dan krusial, dalam membekali seluruh masyarakat Indonesia beraktifitas di ranah digital.

Pada webinar yang menyasar target segmen Pelajar dan Mahasiswa dan sukses dihadiri ratusan peserta daring ini, hadir dan memberikan materinya secara virtual, para Narasumber yang berkompeten dalam bidangnya, yakni Dr. Bambang Sadono S.H M.H, Dosen Ilmu Hukum USM; Dr (C) Rr Vemmi Kesuma Dewi, M.Pd, Akademisi Bid. Pendidikan dan Praktisi Pendidikan Ramah Anak; Riswandi, S.Kom, Guru Produksi Jurusan TKJ SMK 1 Tebing Tinggi; Susana, S.Kom,  Konsultan Komunikasi Publik. Pegiat media sosial yang juga pelaku Host TV, @andriomeda_mercury, bertindak sebagai Key Opinion Leader (KOL) dan memberikan pengalamannya. Hadir pula selaku Keynote Speaker, Samuel A. Pangerapan Dirjen Aptika Kementerian Kominfo.

Pada Sesi pertama, Dr. Bambang Sadono S.H M.H menjelaskan bahwa, ada banyak nilai lebih media daring, antara lain adlah cepat dan realtime, daya jangkau tak terbatas, relatif murah, adil dan merata, semua jadi subyek dan kontennya sangat kaya. Namun tak terlepas dari nilai kurangnya, yakni peluang kurang disiplin, sentuhan personalnya kurang, sangat memungkinkan kendala teknis, rawan ketidakjujuran dan rawan sekali dengan pengaruh buruk (pornografi, judi, pelecehan seksual). 

Giliran pembicara kedua, Dr (C) Rr Vemmi Kesuma Dewi, M.Pd mengatakan bahwa, di era digital ini, pornografi, kekerasan dan kejahatan seksual telah mengalami pergeseran dari “offline” menjadi “online”. Bahayanya, kejahatan tersebut juga menyasar anak Indonesia. Literasi digital orang tua dan anak perlu dilakukan sebagai upaya untuk menekan dampak negatif internet, utamanya yang hingga melanggar hukum, dan memaksimalkan potensi pada internet. Beberapa kasus besar yang melanggar hukum, seperti kasus kejahatan seksual di Lampung dan Mojokerto adalah akibat pelaku tidak bijak menggunakan internet, seperti mengakses konten pornografi. Internet masih digunakan sebagai alat kejahatan oleh predator seks, terutama untuk mencari dan memanfaatkan anak sebagai tujuan seks komersial.

Tampil sebagai pembicara ketiga, Riswandi, S.Kom menjabarkan bahwa, secara umum, yang dimaksud dengan literasi digital adalah kemampuan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk menemukan, mengevaluasi, memanfaatkan, membuat, dan mengkomunikasikan konten atau informasi, dengan kecakapan kognitif maupun teknikal. Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 melakukan survey terkait akses dan infrastruktur, intensitas penggunaan, dan keahlian atau kecakapan, pada sub indeks keahlian atau kecakapan memiliki nilai skor yang terendah jadi tampak jelas  bahwa Indonesia masih punya pekerjaan rumah dalam meningkatkan kecakapan digital masyarakatnya secara merata.

Pembicara keempat, Susana, S.Kom menegaskan bahwa, media daring yang digunakan untuk kebutuhan komunikasi jarak jauh, proses interaksi antara user satu dengan user lain, serta mendapatkan sebuah informasi melalui perangkat aplikasi khusus menggunakan jaringan internet. Etika bermedia soosial interaksi yang berlangsung di dalam media sosial sama halnya dengan berinteraksi tatap muka, dimana tetap adanya aturan dan norma yang digunakan

@andriomeda_mercury sebagai key opinion leader dalam webinar kali ini, menuturkan setuju dengan pemaparan narasumber yang meminta kita untuk memilih konten mana yang kita butuhkan, meingkatkan kewaspadaan dengan kejahatan media digital ini. Kita harus punya benteng dan sedaran diri untuk melindungi kita dari konten-konten pornografi karena itu fatal sekali dampaknya. Beliau juga mengajak para peserta untuk berani melapor jika menemui pelaku kejahatan seksual dan untuk membentengi diri dan memfilter over informasi yang saat ini tidak dapat kita hindari.

Para peserta mengikuti dengan antusias seluruh materi yang disampaikan dalam webinar ini, terlihat dari banyaknya tanggapan dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada para narasumber. Aryandi, seorang pelajar, menanyakan bagaimana cara yang ampuh untuk memberantas pornografi?

Dan dijawab oleh Dr. Bambang Sadono S.H M.H, pertahanan pertama dengan memperkuat pemahaman kita terhadap agama. Selanjutnya dengan melakukan pengaduan-pengaduan agar konten-konten tersebut dapat diberantas. Namun pokok paling dasar adalah pertahan diri sendiri dengan kesadaran penuh bahwa hal tersebut tidak baik dan memberi banyak dampak buruk.

Webinar ini merupakan satu dari rangkaian 10 kali webinar yang diselenggarakan di Kabupaten Kepulauan Meranti. Masyarakat diharapkan dapat hadir pada webinar-webinar yang akan datang.

 

 

 

Editor : Muhammad Saleh
Sumber : Realese
Komentar Via Facebook :