Aksi Reformasi Jilid Dua
PEKANBARU, RanahRiau.com - Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM se Riau (BEM UIR, BEM UR, BEM UIN, BEM UMRI, BEM UPP, BEM UNIKS) serta Fakultas Pisipol UR kembali menuntut agar Joko Widodo dan Jussuf Kalla lengser dari jabatannya, Rabu (1/4). Aksi sempat ricuh saat ratusan mahasiswa memaksa masuk gedung DPRD Riau. Kericuhan tersebut mengakibatkan pagar depan kantor DPRD Riau roboh.
Namun aksi tersebut tak berlangsung lama. Aparata kepolisian atas persetujuan DPRD Riau mempersilakan pengunjuk rasa masuk ke halaman gedung.
Pengunjuk rasa membawa spanduk yang bertuliskan menuntut agar janji janji manis yang pernah disampaikan Jokowi bisa segera dibuktikan. Karena yang terjadi selama ini, janji tersbut tak pernah terealisasi, yang ada beberapa efek negatif mulai muncul seperti kenaikan BBM yang dilakukan secara tiba-tiba.
“Kita sudah bosan dibohongi, kita ingin kebenaran. Janji itu dibuktikan. Namun tidak pernah terlaksana. Kita ingin Jokowi dan JK mundur dari jabatannya,” teriak para pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa bergantian melakukan orasi, intinya mereka menuntut agar kepemimpinan Jokowi segera berakhir.
“Indonesia semakin aneh, hukuman mati para pelaku narkoba tak kunjung terlaksana dengan baik, intervensi asing semakin merajalela, beras melonjak naik, nilai rupiah turun, hukum yang banyak di politisir dan BBM naik turun yang tidak jelas.,” ungkap Hendro Mulyono.
Pengunjuk rasa menyebutkan aksi tersebut merupakan, Aksi Reformasi Jilid II. Tak lama aksi berlangsung, Ketua DPRD Riau Suparman langsung menghampiri pengunjuk rasa.
“Saya sangat berterima kasih terhadap kedatangan adik-adik kemari. Namun ingat, kita boleh berburu “tikus” namun jangan sampai rumah kita di hancurkan. Bagaimana kalau kita masuk kedalam saja, keruangan Paripurna,” ajak Suparman.
Pengunjuk rasa beserta Keua DPRD Riau langsung memasuki ruang Paripurna. (Bid)
Komentar Via Facebook :