Kelakar Cak Mus: Sekali Layar Terkembang, Tengok-tengoklah ke Belakang

Foto: Ist
RANAHRIAU.COM- Kepemimpinan Gubernur Riau Abdul Wahid dan Wakil Gubernur SF Haryanto adalah ibarat perjalanan Kapal yang baru saja memulai perjalanan.
Sekali layar terkembang kapal pun berangkat, ada jutaan warga Riau yang menitipkan amanahnya.
Demikian disampaikan Musliadi kader PKB saat menyikapi isu isu miring hubungan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau, Sabtu (05/07/2025).
"Ibarat kapal, kalaulah Sekali layar Terkembang-tengok juga ke belakang, mama tahu ada penumpang lama yang ketinggalan, soalnya banyak penumpang penumpang baru, yang juga mau ikut." Ucap Musliadi yang dikenal dengan Cak Mus dalam bahasa satirenya.
Dikatakan Cak Mus, dirinya memiliki pandangan berbeda dengan beberapa pihak yang terlalu cepat menyimpulkan, hubungan Gubernur dan Wakil Gubernur Riau retak.
"Soal dugaan retak hubungan antar Gubernur Abdul Wahid dan Wakil Gubernur Riau SF Hariyanto sebagai wakil gubernur itu hanya miskomunikasi saja.
"Menurut saya dan kami kader PKB tidak perlu di besar-besarkan, pasti nanti akan membaik lagi, mereka berdua ini sudah seperti abang dan adik jadi kalau ada masalah, biar mereka bedua yang menyelesaikannya." Ucap Cak Mus yang telah malang melintang di dunia Politik, dan dua Periode di DPRD Kabupaten Kuansing.
"Ini persoalan sepela aja ini, dan kalau kedua duanya melihat kebelakang, meriview kembali, maka ini tidak akan ada silang pendapat''.
" Jabatan Gubernur tentu sebagai leadership untuk menentukan kebijakan dan arah pembangunan riau dan wakil gubernur sbg pembantunya.
"Ibarat kapal, pak wahid adalah kapten nya, pak SF sebagai Kapten 2 nya, selagi kapten satunya masih bisa jalankan tugas sebagai gubernur ya tentu kapten yang lain akan jalan terus, dan Kapten dua harus memahami itu."
Namun, Kapten satu nya juga tengok-tengok kebelakang, mana tau ada penumpang kapal yang ketinggalan, sehingga tidak ada suara sumbang." Kata Cak Mus.
Lebih lanjut dikatakannya, Ibarat Kapal besar, banyak penumpang baru yang pasti ingin berbondong-bondong menumpang, karena banyak juga pihak yang ingin mengintai kue.
Ibarat Kapal Lancang kuning berlayar malam, tentulah Nahkodalah yang paham akan kondisi dan situasi.
"Biasanya orang politik terkadang, kelihatan tidak akur, namun belum tentu tidam sejalan.
"Nah, mungkin sahaja kepentingannya belum satu tujuan. Inilah yang perlu komunikasikan, lebih intens dan jangn mau diadu domba oleh penumpang baru yg akan terus masuk menompang ditengah jalan."
"Kita orang lama adalah satu keluarga, dan akan saling mengingatkan,"Ucap Musliadi kepada wartawan.
Musliadi juga berharap agar persoalan yang ada, justru akan memperkuat lini kepemimpinan Gubernur Riau H Abdul Wahid.
Komentar Via Facebook :