Beberapa Air Mineral di Eropa Terpapar Bahan Kimia Abadi, Bagaimana Cara Aman Mengkonsumsinya?

Ilustrasi air mineral (Freepik/rawpixel.com)
RANAHRIAU.COM- Penemuan terbaru oleh peneliti Eropa mengungkapkan bahwa air mineral yang dijual di seluruh Eropa terkontaminasi bahan kimia berpotensi berbahaya.
Analisis yang dilakukan oleh Pesticide Action Network Europe (PAN Europe) menemukan adanya jejak "bahan kimia abadi" dalam air mineral.
PAN Europe merupakan organisasi ilmiah yang terdiri dari ahli toksikologi dan pakar hukum yang berbasis di Eropa.
Analisis yang dipublikasikan pada Desember 2024 menunjukkan bahwa 10 dari 19 merek air mineral yang diperiksa terkontaminasi asam trifluoroasetat (TFA).
TFA adalah zat kimia yang sangat kecil, mudah bergerak, larut dalam air, dan tidak dapat terurai di alam.
Mobilitas ekstrem TFA memungkinkan zat ini untuk menembus dan terakumulasi,
bahkan di cadangan air tanah yang dalam. PAN Europe menyebutkan bahwa TFA merupakan bagian dari kelompok per-and polyfluoroalkyl substances (PFAS), yang dikenal sebagai "bahan kimia abadi".
TFA dan "Bahan Kimia Abadi"
Meskipun TFA belum secara resmi didefinisikan sebagai "bahan kimia abadi" di Eropa atau Amerika Serikat,
banyak ilmuwan yang menggolongkan senyawa ini dalam kategori tersebut.
Otoritas Keamanan Pangan Eropa menjelaskan bahwa TFA terbentuk selama pemecahan PFAS,
yaitu ribuan jenis bahan kimia yang tidak dapat terurai secara alami.
PFAS ini ditemukan dalam berbagai produk rumah tangga, limbah industri, pestisida, dan busa pemadam kebakaran tertentu.
Bahkan, beberapa jenis PFAS telah dikaitkan dengan penyakit serius, seperti penyakit tiroid, kanker testis, dan kanker ginjal.
Penelitian juga menunjukkan bahwa TFA berpotensi beracun bagi reproduksi mamalia dan mungkin dapat merusak organ hati.
Meskipun dampak kesehatan terhadap manusia masih perlu diteliti lebih lanjut,
konsentrasi TFA di lingkungan dilaporkan meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Kini, TFA dapat ditemukan hampir di segala tempat, termasuk dalam air hujan, sungai, tanah, tanaman, makanan, air ledeng, dan bahkan darah manusia.
Para peneliti berpendapat bahwa peningkatan ini terjadi karena banyak jenis PFAS yang melepaskan TFA sebagai produk degradasinya.
Kekhawatiran Terhadap Kemurnian Air Mineral
Air mineral seharusnya dianggap sebagai sumber air yang murni, yang berasal dari air bawah tanah yang terlindungi dari polusi.
Peneliti menekankan bahwa kemurnian ini adalah persyaratan hukum di Uni Eropa.
Air mineral yang diproduksi di Eropa tidak boleh mengalami pengolahan selain proses tertentu yang bertujuan untuk menghilangkan komponen tidak stabil atau tidak diinginkan.
Di Amerika Serikat, air mineral juga harus berasal dari sumber yang diambil dari mata air atau lubang bor yang terjaga secara geologis dan fisik,
sesuai dengan ketentuan Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA).
Namun, analisis yang dilakukan oleh PAN Europe menunjukkan bahwa beberapa merek air mineral di Eropa terkontaminasi TFA dengan tingkat yang melebihi batas yang ditetapkan untuk air minum di Uni Eropa.
Bahkan, dalam satu kasus, jumlah TFA ditemukan melebihi batas yang diusulkan untuk total PFAS dalam air minum yang akan berlaku mulai tahun 2026.
"Kami menyadari bahwa perusahaan air mineral yang terkena dampak mungkin tidak memiliki kemampuan atau memiliki kemampuan terbatas untuk mencegah pencemaran TFA pada sumber air mereka," ungkap PAN Europe.
Tindakan yang Diperlukan
Pesticide Action Network Europe menekankan bahwa konsumen harus waspada terhadap apa yang mereka minum.
Sebagai respons terhadap temuan ini, PAN Europe menyerukan larangan mendesak terhadap zat-zat yang dapat menyebabkan kontaminasi TFA pada air tanah dan air minum di Eropa.
Dengan semakin meluasnya kontaminasi bahan kimia abadi ini, penting bagi pihak berwenang dan perusahaan air mineral untuk lebih meningkatkan pengawasan dan mencegah penyebaran zat berbahaya ini yang dapat membahayakan kesehatan manusia dan lingkungan.
Dampak dari kontaminasi ini menunjukkan perlunya perhatian lebih pada kebijakan lingkungan dan regulasi yang ketat terhadap bahan kimia berbahaya,
khususnya yang dapat meracuni sumber air yang seharusnya murni dan aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
Komentar Via Facebook :