Muhammadiyah tetapkan 11 Maret mulai Berpuasa, Untuk Lebaran diprediksikan Serentak

Muhammadiyah tetapkan 11 Maret mulai Berpuasa, Untuk Lebaran diprediksikan Serentak

Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, DR. Hendri Sayuti, M.Ag

PEKANBARU, RANAHRIAU.COM- Muhammadiyah menetapkan 1 Ramadan 1445 H bertepatan dengan tanggal 11 Maret 2024. Penetapan tersebut berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah, hal ini disampaikan oleh ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Riau, DR. Hendri Sayuti di Kampus Universitas Muhammadiyah Riau Pekanbaru, Jumat (08/03/2024).

Dalam keterangannya kepada awak media, Dikatakan Ketua Hendri Sayuti penetapan ini berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dilakukan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, 29 Syakban 1445 H bertepatan dengan I0 Maret 2024 M, ijtimak jelang Ramadan 1445 H terjadi pada pukul 16:07:42 WlB. Sedangkan tinggi bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta adalah +00°56'28" dan hilal sudah wujud.

Pada saat matahari terbenam pada Ahad 10 Maret 2024 M, di Wilayah Indonesia Bulan berada di atas ufuk atau hilal sudah wujud, kecuali di wilayah Maluku Utara, Papua, Papua Barat dan Papua Barat Daya.

"Dengan demikian di wilayah Indonesia tanggal 1 Ramadan 1445 H jatuh pada hari Senin 11 Maret 2024 M,"ujarnya.

Penetapan kalender Qomariyah oleh Muhammadiyah kata Hendri  menggunakan metode hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini harus memenuhi tiga kriteria yaitu: harus terjadi ijtimak atau konjungsi yakni terlihat dan sejajarnya antara Matahari, bulan dan Bumi. Syarat kedua adalah konjungsi harus terjadi sebelum matahari terbenam, dan ketiga yakni lebih dahulu matahari terbenam daripada munculnya bulan.

"Berdasarkan kajian Majelis Tarjih kriteria itu sudah terpenuhi. Maka Muhammadiyah dengan keyakinan menetapkan 1 Ramadan bertepatan Senin 11 Maret 2024. Sementara 1 Syawal 1445 jatuh pada 10 April 2024", sebutnya.

Oleh karena itu, Hendri menyebutkan berdasarkan hasil hisab tersebut pihaknya memperkirakan ada kemungkinan terjadi perbedaan memulai awal Ramadan mengingat ada perbedaan penggunaan metode dalam penetapan 1 Ramadan.

Namun Hendri Sayuti menilai perbedaan saat awal Ramadan tidak akan ada masalah di tengah masyarakat Indonesia karena perbedaan seperti ini sudah sering terjadi.

"Masyarakat Indonesia sudah moderat cara beragamanya kita meyakini tidak ada masalah di tengah masyarakat yang paling penting kita awali puasa ini dengan niat yang baik. Jika terjadi perbedaan awal puasa mari saling menghargai," ujarnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (Umri) Dr Saidul Amin mengatakan meski awal Ramadan 1445 H kemungkinan terjadi perbedaan namun masyarakat Indonesia akan merayakan Idulfitri 1 Syawal 1445 H secara serentak.

"Insha Allah 1 Syawal 1445 H akan kita akan merayakan lebaran secara serentak. Hal tersebut karena pada hari Senin 29 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 8 April 2024 M, ijtimak jelang Syawal 1445 H belum terjadi", ujarnya.

Saidul Amin mengatakan, Ijtimak jelang Syawal 1445 H terjadi pada hari Selasa 30 Ramadan 1445 H bertepatan dengan 9 April 2024 M pukul 01:23:10 WIB. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam tanggal 9 April 2024 M di Yogyakarta +06°08'28" atau hilal sudah wujud dan di Wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam Bulan berada di atas ufuk. Dengan demikian di Wilayah Indonesia tanggal 1 Syawal 1445 H jatuh pada hari Rabu, 10 April 2024 M. "Insyaallah Idulfitri tidak ada perbedaan antara Muhammadiyah dengan yang lain. Karena bulan sudah di atas 4 derajat. Bisa dipastikan kita mungkin berbeda awal puasa tapi akan sama saat Idul Fitri," paparnya.

Editor : RRMedia
Komentar Via Facebook :