Selain Mahir Bahasa Arab dan Inggris, juga ada Empat ciri lain Santri lulusan Pesantren Muhammadiyah
BATANG, RANAHRIAU.COM-Perkembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (Pontrenmu) berkembang pesat, berkali-kali lipat. Tidak boleh hanya banyak dan mengikuti arus, tetapi lulusan pesantren Muhammadiyah harus memiliki ciri khusus.
Ciri khusus tersebut menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan Rais sekaligus sebagai tumpuan lompatan bagi pesantren-pesantren Muhammadiyah untuk mengejar ketertinggalan. Sebab saat ini Muhammadiyah banyak mendirikan pesantren baru.
Setidaknya, imbuh Dahlan, lulusan pesantren Muhammadiyah harus memiliki empat ciri khusus, yaitu beriman, berakhlak yang baik, berilmu, serta germa mengerjakan amal salih – yang merupakan ciri melekat pada jati diri Muhammadiyah, dan warganya.
“Santri yang beriman yang intinya tauhid, kemudian berakhlak karena akhlak itu lebih tinggi dari ilmu. Kemudian pasti berilmu mengejar ketinggalan dibanding masyarakat bangsa lain dan yang terakhir ciri Muhammadiyah gemar beramal salih,” ungkap dahlan pada (17/9) ketika launching Pontremu at-Tanwir Kranggan, Tersono, Batang, Jawa Tengah.
Di sisi yang lain, menurut Dahlan keempat ciri tersebut bisa menjadi daya tarik masyarakat untuk menitipkan putra dan putri mereka untuk menimbah ilmu di pesantren Muhammadiyah. Dia berharap pesantren Muhammadiyah menjadi pilihan masyarakat, sekaligus mencerahkan bangsa.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Pontremu At-Tanwir Kranggan, Tersono Ahmad Fatihin menjelaskan, kehadiran Pontrenmu At-Tanwir ini sekaligus sebagai bentuk penguatan kaderisasi Muhammadiyah, khususnya di Kabupaten Batang melalui institusi pendidikan pesantren.
“Harapan kedepannya para kader-kader Muhammadiyah di kabupaten batang pada khususnya dan pada umumnya seluruh kader-kader muda Muhammadiyah, tidak hanya unggul dalam bidang IPTEK dan IMTAQ namun juga muncul kader-kader muda yang bisa membaca dan menguasai kitab kuning,” tuturnya.
Selain penguasaan terhadap kitab-kitab klasik, santri di Pontrenmu At-Tanwir Kranggan, Tersono ini sekaligus diharapkan menguasai Bahasa Arab dan Inggris. Dia berharap, dengan penguasaan ilmu-ilmu dasar tersebut dapat menjadi bekal santri dalam melakukan transformasi pendidikan.
Komentar Via Facebook :