Pertemuan Lemtari dengan tokoh Negara Serumpun, hasilkan Kesepakatan Seminar Internasional Adat

Pertemuan Lemtari dengan tokoh Negara Serumpun, hasilkan Kesepakatan Seminar Internasional Adat

Foto: Ist

PEKANBARU, RANAHRIAU.COM- Rombongan yang terdiri dari Akademisi, Budayawan, dan Tokoh Seni dari Negara Malaysia dan Singapura yang terdiri dari Prof. Kamari Kasan (Akademisi/Budayawan), Dt. Abdul Aziz bin Kadir (Budayawan Singapura), Chip Malaya (Dewan kebudayaan Malaysia, Manajer Artis Malaysia),  gelar Silaturahmi dan diskusi tukar fikiran dengan Lembaga Tinggi Masyarakat Adat Republik Indonesia (LEMTARI) Kota Pekanbaru yang bertempat di Sabrina Hotel, Jalan Tuanku Tambusai Pekanbaru, Sabtu (26/08/2023).

Perwakilan dua negara tersebut sebelumnya menghadiri undangan Event Pacu jalur yang diadakan oleh Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi. Prof. Kamari Kasan sebagai Perwakilan dari Akademisi Negara Malaysia mengatakan turut berbangga dengan keberadaan Lemtari sebagai tempat bernaungnya seluruh adat yang ada di Indonesia, "Ini menjadi sebuah kebanggaan apabila Lemtari ini bisa menaungi adat, khususnya adat budaya melayu yang juga merupakan perekat dari Negara serumpun Asean seperti Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Thailand dan Negara lainnya", ujarnya.

Dalam pertemuan tersebut juga dibahas rencana pelaksanaan Seminar Adat Internasional yang akan dihadiri oleh 6 Negara, serta perwakilan dari Lemtari Propinsi, kabupaten/Kota yang ada diseluruh Indonesia, Prof Kamari Kasan lebih lanjut mengatakan syukur alhamdulillah tadi pagi kami sudah merangka konsep asas bagaimana melihat krisis umat, ini sebagai persiapan dan kontribusi kita sebagai bentuk penyelamatan dari fenomena kerusakan adat, bangsa melayua dalah bangsa yang punya adat yang sangat mendekati kepada unsur-unsur ilmu, dunia terperangkap antara fenomena antara dunia tarikan antara fikiran materialis dan fikiran akan keberadaan Tuhan, kami sangat berbangga keberadaan Lemtari sebagai wadah dalam memperkaya khazanah kebudayaan bangsa, harus ada pembangunan personality yang kita susun dalam kaedah untuk menyelamatkan umat manusia sedunia yang akan kita bicarakan secara detail dalam bentuk seminar, sehingga keberadaan adat dapat mengajak kembali manusia untuk kembali kepada adat bersendikan hukum dan hukum bersendikan syarak", paparnya. 

Ketua DPP Lemtari, Dt. Suhaili sangat menyambut baik kegiatan ini, "menindaklanjuti hasil dari pertemuan kita sejak tadi pagi untuk mengerucutkan kegiatan lemtari se Nusantara, akan mengadakan kegiatan seminar Adat melayu di Nusantara, kita akan menghadirkan negara, dan juga diikuti oleh undangan dari Sultan dan Raja yang ada di Indonesia, dan dalam waktu yang dekat kita mengadakan pertemuan untuk merumuskan kepengurusan panitia yang akan menyelenggarakan perhelatan tersebut, selain itu juga untuk meberikan edukasi kepada generasi muda tentang perbedaan adat dan budaya", sebutnya.

Lebih lanjut Dt. Suhaili mengatakan, kedepannya Lemtari Kota Pekan Baru dan Lemtari-Lemtari di daerah lannya harus bisa membuat dan menerbitkan peraturan adat daerah (perdatda) bukan Perda. "Perda itu milik Pemerintah, tetapi yang akan di gagas oleh Lemtari se Indonesia itu adalah perdatda (peraturan adat daerah) yang sesuai dengan aturan hukum adat istiadat yang ada di daerah itu sendiri. Saya berharap keberadaan Lemtari di kota Pekan Baru Riau ini bisa bermitra baik dengan pemerintah kota untuk menjalankan kinerja untuk kepentingan masyarakat adat kota Pekan Baru serta dapat mengoptimalkan program kerja dan kebijakan terutama dalam hal penegakan aturan hukum adat yang menjadi identitas bangsa", sebutnya.

Tokoh Seni dari Negara Singapura, Abdul Aziz bin Kadir,  juga menyambut adanya Seminar Adat Internasional, "Kami dari perwakilan adat budaya Melayu Negara Singapura, sangat mendukung niat baik perencanaan dari saudara kita dan Lemtari dalam rangka untuk memberikan pengajaran yang bertemakan adat dan budaya, kami sangat berterimakasih kepada Dt. Suhaili karena sudah mengajak kami untuk bersama menyukseskan acara yang akan kita laksanakan ini, dimana hal ini menjadi kewajiban dari kita semua untuk kembali kepada identitas sehingga kita semua diberkati dan dirahmati oleh Allah SWT", ujarnya.

Chip Malaya, sebagai Dewan kebudayaan Malaysia dan juga perwakilan dari Manajemen Musik Malaysia juga mengatakan turut berterimakasih karena diundang dan diajak serta dalam kegiatan ini, "Suatu kebanggaan bagi kami karena turut diundang dan diikut sertakan dalam projek ini, Insya Allah kedepannya kita akan besarkan agenda ini sehingga bisa membawa manfaat banyak bagi semua kalangan" harapnya.
 

Editor : Abdul
Komentar Via Facebook :