Himbauan BCA kepada para Nasabah untuk Waspada Jelang Ramadhan dan Idul Fitri

Himbauan BCA kepada para Nasabah untuk Waspada Jelang Ramadhan dan Idul Fitri

Foto: Ist

JAKARTA, RANAHRIAU.COM- PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA mengimbau agar nasabahnya waspada dengan modus kejahatan perbankan. Salah satu yang marak terjadi menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yakni modus social engineering (soceng).

Executive Vice President Center of Digital BCA Wani Sabu mengatakan pihaknya bahkan menerima laporan kejahatan modus soceng sebanyak 99 persen. “Kendati begitu, setiap social engineering tetap kita analisis kasus per kasus. Tidak semua disamakan penyelesaiannya,” ujarnya dalam diskusi PrimaTalk, Rabu (08/03/2023), seperti dilansir dari Kontan.co.id.

Wani menjelaskan modus soceng ini ada beragam cara misalnya pura-pura menjadi kurir paket yang mengirim link resi lewat WhatsApp. Kemudian ada juga yang berpura-pura sebagai petugas customer service bank, pura-pura mengirim undangan pernikahan, hingga meminta upgrade menjadi nasabah prioritas.


Dengan modus tersebut, para penjahat memancing nasabah untuk mengeluarkan data pribadi seperti PIN, password, kode OTP, serta data lainnya. Setelah itu pelaku akan memanfaatkan data-data tersebut untuk membobol rekening nasabah tersebut. Lebih lanjut, Wani menegaskan jika kejahatan perbankan terjadi karena kelalaian nasabah yang memberikan data pribadinya, maka bank tidak akan mengganti dananya.

Pihak bank hanya akan melakukan penggantian jika kejahatan yang terjadi karena kelemahan sistem IT bank dan adanya human error atau kesalahan karyawan bank. “Namun secara umum kami membantu nasabah yang jadi korban dengan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk menangkap para penjahatnya. Oleh karena itu, kami meminta nasabah untuk selalu mewaspadai modus-modus kejahatan perbankan,” jelasnya.

Sementara itu, Wani memastikan kini sudah tidak ada lagi kasus kejahatan perbankan dengan modus skimming di BCA. Pasalnya, setiap kartu ATM yang digunakan sudah berbasis chip, tak ada lagi yang menggunakan magnetic stripe. Kemudian, dia pun memprediksi modus soceng akan meningkat menjelang bulan Ramadhan dan Idul Fitri.

Para penjahat akan memanfaatkan antusiasme berbelanja masyarakat yang tinggi terutama lewat e-commerce. Apalagi jelang hari raya keagamaan, di mana orang-orang cenderung lebih banyak mengeluarkan uang. Wani mengatakan tahun lalu modus soceng paling banyak dilakukan saat nasabah membeli handphone, baju, mobil, tas, dan juga motor.

Saat ini, kata Wani, paling banyak adalah gadget, fashion, mobil, tas, hingga motor. Wani mengatakan laporan kejahatan perbankan dengan modus soceng sempat meningkat pada tahun 2021. Saat itu, para pelaku memanfaatkan situasi pandemi Covid-19. Namun pada tahun 2022 lalu, aduan modus soceng mengalami sedikit penurunan. Sedangkan pada awal tahun 2023 ini, tren modus tersebut juga cenderung turun. Dalam satu bulan, kata Wani, BCA menerima sekitar 1.500 laporan penipuan modus soceng. Namun bukan masalah rekening bank yang dipakai, para korban tertipu saat transfer ke bank lain maupun e-commerce.

Editor : Abdul
Sumber : nesiatimes.com/Kontan.co.id
Komentar Via Facebook :