Sajikan Paper anti Kanker

Rektor Abdurrab wakili Indonesia di Event Internasional

Rektor Abdurrab wakili Indonesia di Event Internasional

AUSTRIA,  RANAHRIAU.COM- Rektor Universitas Abdurrab, Sajikan Paper Anti Kanker pada  Kongres Internasional di Austria Innsbruck, Austria, Gelaran 67th International Congress and Annual Meeting of the Society for Medicinal Plant and Natural Product Research (GA) resmi dibuka mulai tanggal 1 hingga 5 September 2019. 

Event yang diselenggarakan oleh Society for Medicinal Plant and Natural Product Research (GA) bekerja sama dengan French Society of Pharmacognosy (AFERP) ini,  merupakan iven kelas dunia yang sangat bergengsi bagi ilmuan di bidang produk-produk natural.

Prof. Susi Endrini, S.Si. M.Si, Ph.D, Rektor Universitas Abdurrab, turut menjadi penyaji dalam kongres tersebut. Ibu muda penuh prestasi ini menyajikan papernya yang berjudul Anti-cancer and anti-gout potential of some Indonesian and Malaysian medicinal plants. Dalam paper tersebut Ibu Susi, sapaan akrab beliau, menulis aktifitas antikanker dan anti gout dari tanaman-tanaman obat di Indonesia dan Malaysia. 

Saat dimintai keterangan melalui pesan singkat, peraih gelar Professor di usia muda ini menyampaikan bahwa pada pertemuan tersebut hadir peserta Kongress dari berbagai Negara di dunia. 

“Saya mewakili Universitas Abdurrab dan juga Indonesia,” ujar Ibu Susi. “Saya bercita-cita insya Allah Universitas Abdurrab nanti akan menjadi salah satu tempat konferensi internasional seperti ini.

“Dukungan sarana dan prasarana yang dimiliki oleh Yayasan Abdurrab sebagai pengelola kampus kita sangat mumpuni untuk mengadakan iven seperti ini. Susiana Tabrani Convention Hall sangat representative untuk menampung peserta-peserta Kongress dari berbagai belahan dunia,” tambah beliau lagi. 

Universitas Abdurrab saat ini sedang concern dalam mengembangkan roadmap penelitian menuju produk-produk inovasi, khususnya di bidang kesehatan. “Beberapa unggulan penelitian Universitas Abdurrab akan mengarah kepada eksplorasi tumbuhan Riau yang berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat,” tutup Prof. Susi. 
    

Editor : Abdul
Komentar Via Facebook :